Sabtu, November 29, 2008

Another Tool for LAZY MOM like ME!!

Hehehe.. judulnya provokatif banget yaks? Ya.. ya.. emang harus kuakui, aku tidak sehebat FTM (full time mom), dalam mengatur "kehidupan" rumah tangga. Dalam artian, kebersihan rumah, masak-memasak, dan SETERIKA. Kalo dalam postingan terdahulu saya menceritakan tentang murahnya menyeterika di laundry, sekarang saya menemukan tool baru:

Hehehe.. iye, garment steamer (gambar diambil dari sini). Pertama liat ini (selain di toko tentunya), di rumah Mom ZZ. Wah, kayanya asyik tuh. Dan sebelum membeli, mom ZZ menyarankan untuk mencoba dulu steamer di rumahnya. Setelah dicoba-coba, oke dah!!

Kita akhirnya beli di Carrefour, garment steamer yang ga bermerk lah, sekitar QR 250., 1400watt. Dan setelah lama beli baru bisa mencoba weekend kemaren. Hasilnya? WOW WOW .. jemuran 1 bulan bisa selesei dalam 4 jam, dan aku sangat PUAS!!!

Emang sih, masih kalah sama hasil setrikaan laundry, yang kata Umi Rafi kurang sip juga, hehehe.. Tapi dibandingkan bila aku menggunakan setrika biasa, dengan tenaga yang sama, dan waktu yang sama, GARMENT STEAMER ini JAUH lebih efektif dan efisien.

Fyi, dari jaman baheula (biasanya aku akan menyebut, jaman kadal, tapi berhubung diprotes suami, kuganti dengan istilah baheula, common amat yaks??), kalo aku setrika ga pernah aluss. Dan capeknya itu loh.. Hal yang sama terjadi ketika aku memarut kelapa, aku tidak suka karena kok rasanya capeeeek banget, jadinya kalo butuh santan dari kelapa aku blender aja kelapanya. Tinggal disaring dan beres deh!!

Kamis, November 27, 2008

Habis Gelap Terbitlah Terang..

Judul juga merupakan doa bagi kami sekeluarga. Entahlah, sepulang dari mudik kemaren, selama November ini banyak musibah kecil yang terjadi dalam keluarga kami. Yang terutama karena Latifah sakit bertubi-tubi. 

Latifah yang sepertinya masih belum recover dari sakit sewaktu masih di Jombang, terpaksa harus bercapek-capek keliling Jakarta, sehari sebelum kita balik ke Qatar, dan akhirnya lemah pertahanan tubuhnya.

Dimulai dengan batuk pilek yang sudah kami anggap penyakit minor, dilanjutkan diare yang parah selama hampir seminggu, yang diawali dengan gejala muntah-muntah. Alhamdulillah kemudian sembuh dan dia tidak kehilangan berat badan, karena kami membombardir dengan Babylite (oralit bayi), susu, tajin dan wortel rebus. Tentang tajin/ air beras ini, ada 3 dokter di Doha yang merekomendasikan, dan ternyata memang manjur.

Tanpa kami duga, diare ternyata menyerang lagi, dan kali ini tanpa ampun. Latifah juga muntah terus-terusan dengan sedikit demam. Karena kami ketakutan akan terjadi dehidrasi, yang konon kalo sudah dehidrasi cairan infus pun tidak bisa masuk, kami berdua langsung memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit.

Karena hari Jumat, maka kita harus memanggil dokter dengan biaya khusus. Diagnosa dokter Latifah mengalami dehidrasi ringan karena berat badannya berkurang drastis. Langsung diperintahkan untuk opname untuk diberi cairan infus. Kami lega, karena sudah berada dalam penanganan dokter. Keadaan sudah diluar kendali kami. Alhamdulillah dia membaik dan sudah mulai mau minum susu lagi, walaupun sama sekali tidak mau menyentuh makanan.

Stool test menunjukkan kalau Latifah terkena Rotavirus, sementara tes darah tidak menunjukkan adanya infeksi. Penanganan dokter hanya sekedar observasi saja agar tidak dehidrasi. Diare tidak diobati, dan dibiarkan keluar, hanya mengganti cairan tubuh dengan susu, infus, babylite. Kami berada di RS Doha Clinic (namanya memang aneh, Doha Clinic Hospital) selama 4 hari. Dengan setiap saat kami bebas berkeliaran di dalam dan di luar rumah sakit. Latifah pun bebas main-main di manapun.

Alhamdulillah, kita pun akhirnya pulang dengan keadaan diare mampet pet. Yang terjadi selanjutnya adalah Latifah mengalami batuk pilek yang cukup hebat, sampai seperti mengalami sesak nafas, bunyi nafas grok-grok dan batuk pilek tanpa henti terutama di saat dini hari. Sebenarnya pada saat diare Latifah sudah batuk pilek, tapi sesekali di-nebulize sehingga berkurang. Tetapi pada saat di rumah, ternyata kumat lagi dan malah demam hingga 39,5 derajad. Sampai saat ini adalah demam tertinggi yang pernah dialami Latifah.

Tiap waktu kita kompres dia, dengan dipakaikan topi basah. Hehehe.. soalnya kalo lap basah diletakkan di dahinya mana mau dia. Demam tinggi dan batuk parah tetep aja main-main, aktif dan cerewet. Kita lega sekaligus miris juga melihatnya. Lega karena tetep ceria, miris karena tidak mau beristirahat. 

Periksa ke dokter yang kedua kali dokternya (Doha Clinic), ikutan bingung. Malah kita disuruh beli nebulizer yang pada awalnya katanya tidak boleh diberikan tanpa pengawasan dokter, untuk bayi di bawah 2 tahun. Kemudian diancam akan diopname lagi kalau ga sembuh. Waduh, pie toh? terus terang, we had enough dengan Doha Clinic.

Setelah kita beli nebulizer baru kepikiran cari 2nd opinion. Ke dokter Latifah yang biasanya. Dr. Ahlam. Di klinik itu, Latifah di-nebulize lagi, tes ingus dan tes darah. Hasilnya terkena virus apaaa gitu. Saking sudah lemes denger tangisan Latifah yang kejer sampe lupa. Padahal saat opname, disuntik infus ato tes darah tidak sekencang ini menangisnya, mana darahnya terlihat kental sekali sehingga susah keluar, DUH!!

Oleh Dr. Ahlam kita tidak boleh memberikan nebulizer di rumah, diganti obat saja tanpa antibiotik, karena bukan bakteri. Alhamdulillah, 3 hari ini sudah membaik Latifah, walaupun masih batuk-batuk. Setidaknya kalo malam sudah nyenyak tidurnya dan tidak terbangun-bangun kalau batuk. Sebelumnya tiap jam 3 pagi selalu menangis karena sesak nafas sampai ngik-ngik..

Semoga cepat sembuh ya nak.. dan tidak sakit-sakit lagi... Amin. (Cuti bunda tinggal 1,5 hari, dan cuti ayah tinggal 1,6 hari)

Rabu, November 05, 2008

Mudik 2008 - Bali

Kita mendarat di Bali jam 10.45. Dari atas sudah terlihat indaaah sekali, yang mengerikan, saat pesawat akan landing serasa akan mendarat di laut, karena bandaranya emang mepet laut, hehehe.. Sampai di bandara kita langsung mengambil brosur-brosur yang ada di pengambilan bagasi. Seperti yang di Lombok, kita merencanakan langsung menyewa mobil 2 hari untuk klinong-klinong. Brosur persewaan mobil dan tur banyaaaak sekali, dan harganya jauuuh lebih murah daripada Lombok. Oke, and the winner is : Suta Tour. Murah sekali sewa mobilnya, sehari cuma Rp 240,000 untuk 8 jam, termasuk bensin dan sopir, mobil Suzuki APV. Persewaan lainnya sekitar Rp 350,000.

Kita makan siang di Solaria bandara (so-so lah rasanya), sambil menunggu mobil datang. Setelah datang, kita langsung berkeliling Bali. Dan karena sudah siang, Pak Wayan (sopir + guide) menyarankan kita ke Tanjung Benoa, Pantai Nusa Dua, GWK, dan Uluwatu.
Di Tanjung Benoa kita menyewa Glass Bottom Boat, agar bisa melihat keindahan laut tanpa nyemplung. Wah di sini aku saltum pake rok, karena harus naik perahu yang berada agak ke tengah pantai. Untung di situ juga dijual kaos-kaos dan celana Bali, jadinya aku celana 3/4 trus
langsung aku pake aja. Rangkepan critanya. Dan karena kita ke Bali sehari setelah banjir besar di Denpasar, jadi air lautnya keruh, dan kita tidak bisa melihat karang dan ikan dengan jelas. Ya.. tapi lumayan lah walaupun agak pusing karena ketika melihat ke bawah perahunya goyang dombret.

Setelah itu suami mencoba paraisailing. Aku mah males, kan sudah pernah dulu. Beliau si kliatan
asyik di atas, yaa.. I know the feeling. Dan sebenarnya ada yang baru, yaitu Flying Fish. Jadi macam perahu karet bebentuk ikan pari yang ditarik boat sehingga bisa terbang. Ini untuk 2 orang ditambah ada satu penjaganya yang berdiri.. Ho..ho..ho... whatta stunt!!
Kelar di Tanjung Benoa kita menuju Nusa Dua. Di komplek ini banyak terdapat hotel-hotel bagus, sehingga kalo mau masuk lokasinya mobil harus diperiksa dulu. Di pantai Nusa Dua ini hampir ga ada ombak, dan agak kotor.

Tapi banyak juga yang berenang-renang di situ ato sekedar berendam, baik domestik maupun asing. Yang asyik di situ banyak juga penjual yang menjual kupat sayur. Kalo aku lihat si semacam rujak mungkin ya. Hampir mau nyobain, berhubung si penjualnya juga juga nasi bungkus yang isinya babi, ya aku cancel deh. Hehehe.. orangnya mengerti kok.

Dari pantai Nusa Dua kita menuju GWK (Garuda Wisnu Kencana??).
Yah, katanya kalo jadi si akan menjadi monumen tertinggi gitu. Aku hanya duduk-duduk aja di sekitar situ karena dah capek. Kok dah capek sih? Hellooow.. kan tadi pagi masih di Lombok, jalan-jalan dan renang pulak. Akhirnya ya foto-foto sama barong kecil aja. Yang lucu, ada mbak-mbak yang ketakutan sama barongnya ketika bergerak. Walah, itu kan dalamnya manusia mbak, hehehe...
Pemandangan dari tebing GWK bagus sekali, melihat part of Bali di bawah.

Dari GWK kita menuju Uluwatu, mau melihat pertunjukan Tari Kecak. Sudah diperingatkan jangan memakai kacamata ato hiasan rambut karena banyak monyet di situ. Tiket pertunjukan Rp 50,000 per orang, dan yang nonton 500 ada mungkin ya. Katanya si pertunjukan ini setiap hari gitu.

Memasuki arena Tari Kecak, kita harus naik lagi, dan yang bikin kaget, ada monyet mau merampas jilbabku.. Heeiii.. dasar monyet, ini mah bukan hiasan rambut tauuk!! Hihihi.. cukup kaget juga sih, alhasil aku jalan makin dempet sama suami.. takuuuut.
Pertunjukan dimulai jam 6 sore, dan selama itu kita melihat pemandangan Uluwatu baguuus sekali. Ombak yang super besar menghantam tebing Uluwatu membuat hati ikutan berdebar. Suaranya itu loh.. Sunset sempat terintip sebentar sebelum tertutup awan. Akhirnya on time pertunjukan pun dimulai dengan datangnya dukunnya dulu.
Ketika memasuki arena tari kecak kita sudah diberi panduan tentang apa isi tari kecak ini. Panduan ini dalam berbagai bahasa loh. Salut untuk Bali yang serius dalam pariwisatanya. Dan singkat cerita, Tari Kecak ini sangat bagus. Harus dilihat deh kalo ke Bali. Dari dulu ke Bali belum sempat lihat soalnya.
Setelah itu kita langsung pulang, menuju hotel di kawasan Kuta. Saking kecewanya sama hotelku yang ini sampe ga inget nama hotelnya apa. Hotel lain sudah full book, karena masih musim liburan lebaran, jadi seadanya gitu kita pilih hotel. Sebenarnya sudah bintang 3, dan kamar kita termasuk yang suite. Tapi keadaannya bener-bener mengecewakan. Overpriced!!. Sarapan juga bener-bener seadanya gitu, duuuuh.. nyesel pokoknya. Dulu aku pernah menginap di hotel melati di Kuta juga, tapi keadaannya hampir sama dengan hotel ini. Minus kolam renang sama buffet breakfast ajah. Tapi juga buffet breakfastnya mengecewakan, dan kita ga sempat renang. Halah intinya kecewa deh.

Nyampe di hotel kita ga istirahat tetapi cari makan dulu. Ini yang nyebelin, karena aku kurang tau makanan halal di Kuta, akhirnya kita beli KFC. Ya sodara-sodara, jauh-jauh ke Bali -Indonesia hanya makan KFC. Dan ternyata, kok masih enak KFC Qatar yah??
Hari ini Latifah sudah mulai parah batuk pileknya. Yang mengherankan, kalo di Qatar tiap batpil dikasi saline drop sama paracetamol aja sudah sembuh, tetapi di Jombang malah makin parah dia. Akhirnya dikasi obat dokter deh..:((. Dan malamnya pun sekitar jam 1 dini hari aku tiba-tiba sesak nafas. Walah, padahal aku sudah tidak ingat kapan terakhir sesak nafas. Lama sebelum nikah pun juga ga pernah kambuh lagi. Akhirnya kita ke UGD deh, di Denpasar, pake taksi dari hotel. Sampai UGD dipasang oksigen dan nebulizer. Alhamdulillah langsung plong. Kata dokter alergiku kumat. Yah emang di Indonesia ini aku terpajani asap rokok + AC lumayan sering, kecapekan pula, jadi ya gitu deeh.

Hari ke-2 di Bali kita dijemput Pak Wayan jam 10 dari hotel. Aku sudah berencana ga mau capek-capek ah, daripada sesak nafas lagi. Kita langsung menuju Kintamani, dan dalam perjalanan kita mampir ke MAS, tempat pengrajin kayu, CELUK, tempat pengrajin perak, dan pulangnya mampir ke SUKOWATI.

to be continued..

Justify Full
26.11.08
Setelah vakum hampir sebulan, kembali diupdate yah ceritanya. Maaf karena Latifah sejak mudik sakit terus. Dan sebenernya hari ini masih sakit...

Eniwei, perjalanan belanja hari kedua bener-bener menyebalkan. Pertama karena harga barang setelah ditawar 50% pun ternyata masih lebih mahal, dan kedua kualitas barang di pasar Sukowati bener-bener jelek. Capek Deh.

Untuk menebus kemangkelan itu, Pak Wayan mengajak kita ke KRISNA, di jalan Nusa Dua Denpasar. Asyiiik.. ternyata di situ dijual barang-barang untuk oleh-oleh dengan harga pas sesuai dengan kualitas. Dan dari Krisna inilah aku tau bahwa perak di Celuk jauuuh lebih mahal (padahal sudah ditawar 60%!!). So, bagi yang akan beli oleh-oleh, silakan aja mampir ke KRISNA.

Malamnya kita makan di Jimbaran. Dasar penakut ya, yang seharusnya menikmati sajian bakar-bakar yang enak, tetapi malah stress karepe dewe, karena mendengar deru ombak yang gedeee.. Hiiii.. mana gelap lagi. Au aah..

Hari ketiga kita cari baju yang size nya super besar buat ibu mertua, tapi tidak ada. Informasi dari teman ada di sekitar Legian, tapi oooh.. dikelilingi berkali-kali tetep ga ketemu ya sudah. Trus ke Joger juga, di situ tak disangka ketemu temen kuliah Akuntansi Unair 99. Dunia emang sempit, hehehe..

Oke, segini aja ternyata lanjutannya..

Selasa, November 04, 2008

Mudik 2008 - Lombok

Sekitar pertengahan October, melihat keadaan Latifah yang lengket ket sama eyang mama, maka kita memutuskan untuk meneruskan rencana Hanimun.. Sebelum berangkat ternyata si baby girl dah mulai batuk dan pilek, dan mama pun kuberitahu kalo biasanya hanya kukasih saline drop dan paracetamol kalo lagi demam.


Oke, H-1 kita nginep di hotel bandara di Surabaya, karena kita ambil flight 06.20. Pagi bangettss, dan murah banget. Cuma Rp641.000 untuk 2 orang by Citilink, Surabaya - Lombok. Dan gara-gara murah, bagasinya harus bayar sendiri, Rp 5,000 per kg.. HAAA... HAAA.. Kursinya sempiiiit, dan yang paling bikin hahahaha.. ternyata tas kita dirusak orang.

Okey Lombok starts. Di bandara Selaparang, setelah mengetahui tas kita dirusak, kita langsung laporan donk. Untung isinya cuma dirty laundry. Dan maksud membawa tas emang buat tempat oleh-oleh gitu. Anyway, kita meng-cancel laporannya karena hanya tinggal di Lombok semalam. Males, lagian juga tas murahan. Ga worth it, walaupun privacy serasa diinjak-injak. Duuuh.. kejadian di negeri sendiri kayak gini. Di airport banyak tersedia jasa rent car, maka kita sewa aja mobil seharian dengan tema Sasak Tour. Mobil Kijang kapsul, dengan harga Rp 550,000 termasuk sopir dan BBM.

Keluar bandara kita sarapan, dan karena bertepatan denga Lebaran Topat (emang hari itu H+7 Lebaran), maka banyak warung enak yang tutup. Ya sudahlah, yang penting sarapan makanan Indonesia. Dan ternyata kurang mengesankan, karena aku pesan RAWON (YA IYALAH, secara rawon bukan masakan Lombok, hehehehe..).

Setelah kenyang kita memulai Sasak Tour. Sepanjang perjalanan hijauuu.. dan baguuus.. sampai akhirnya kita sampai ke Desa ..... (maaf lupa), tempat kerajinan tembikar. Yah, kita bilang si kualitasnya masih kurang lah, tapi demi Lombok, kita beli guci yang ada hiasan daun pisang (beneran). Kemudian menuju tempat tenun songket asli, kalo ga salah Desa Sukarare. Ya disitu dijelasin gitu cara bikin songket, dan kalo perempuan di situ harus bisa tenun songket agar bisa menikah. Songketnya ya bagus-bagus lah, tapi karena tenun tangan harganya cukup mahal, Rp 500,000 ke atas. Dan (sekali lagi) demi Lombok, suamiku beli peci tenunan. Hehehehe...

Setelah make a pee, kita lanjutkan perjalanan ke kampung Sasak asli. Di mana rumah-rumah suku Sasak yang "tradisional" berkumpul. Hihihihi... bagus juga si rumahnya. Walaupun hanya beratap ilalang, tapi ajaibnya di dalam adeeem. Tapi agak "gimanaaa" gitu waktu dijelasin kalo mereka ngepel lantai rumahnya pake kotoran kerbau, secara dengan pedenya aku telah menyentuh-nyentuh lantainya with my bare hand.. Waaaaa... (maaf bagi Sasak-ers jangan tersinggung ya).

Di kampung Sasak ini dijelaskan kalo mau menikah mas kawinnya bisa beberapa ekor kerbau, malah kalo mau menikah dengan orang luar kampung Sasak, maka mas kawinnya bisa nambah beberapa ekor kambing, sapi.. banyak dan ribet dah pokoknya. Di sini aku beli gantungan kunci Sasak karena sungkan telah foto-foto di dalam rumah penjualnya. Trus juga akhirnya aku beli kain songket yang (mereka bilang) tenunan tangan. Muraaah, Rp 270,000. Tapi sodara-sodara.. penonton kecewa., ternyata ITU PALSU!! Ya Allah, tega bener mereka sih. Suamiku si sebenernya tau kalo itu tenunan mesin, karena beliau dulu hidup di Balikpapan, jadi tau tentang songket, tapi diam aja karena yaaa.. you know lah. Hmm... rada kesel benernya. ..

Setelah dari kampung Sasak, kita lanjutkan perjalanan ke pantai Kuta Lombok. Kita lunch dulu di hotel apaaa gitu, dengan menu Ayam Taliwang dan Pelecing kangkung. Pelecing kangkungnya bener-bener nendang. Suapan pertama.. waaa.. segar dan enaks.. langsung aja nafsu makannya.. tiba-tiba.. BRRRRR... wajah memerah (kata suami) dan keluar api dari mulutku.. (okey..agak hiperbola emang) waaa.. tapi bener kok, pedesnya itu loh. THE MOST PEDES FOOD I ever taste. Ya Allah.. sampai menangis beneran aku di meja makan. Setelah reda kok ya masih coba makan pelecing kangkungnya to yo.. Ya jadi nangis lagi deh.. Dasar kapok lombok!! Kata sopirnya, kalo ga kuat pedes, langsung bilang di awal kalo ga pedas. Ooo.. gitu.

Tentang Ayam Taliwang, ayamnya keciiiil banget.. Enaks si, tapi kok keciiil. Ternyata default ayam taliwang itu pake Ayam Kampung usia 3 bulan. Ya Allah, kasian banget, kaya ga tega gitu ngliatnya, masi baby. Sejak itu kita memutuskan tidak makan ayam taliwang lagi. Bumbunya boleh lah diadaptasi nanti, not the chicken.

Pantai Kuta Lombok, masi sangat virgin, dan (uhuk..uhuk..), bau. Okelah, foto-foto bentar mumpung dah di sini.

Kata pak sopir, Lombok itu Bali 25 tahun yang lalu. Yaaa.. ada benernya, secara infrastruktur masi belum bagus dan belum begitu komersil. Keindahan alamnya tapi emang bolehlah.. Sedikit dipoles dan dibersihkan pasti lebih laku.

Tour sudah usai, dan sekarang kita menuju hotel. Dalam perjalanan kita berhenti di sentra mutiara. Wah.. akhirnya aku dapat juga mutiara hitam di sini, yang sayangnya katanya berasal dari Hawaii.. hahahaha... Menurut mereka, kalo ingin beli mutiara yang berkualitas, harus di toko-toko. Kalo yang ditawarkan di pantai atau jalan-jalan kata mereka kualitasnya jelek. Okelah kalo gitu, dasar wanita aku wanita, main borong aja tu mutiara. Ternyata emang mutiara yang dijual di pantai muraaaah. Dan aku juga ga bisa liat kualitasnya, ga ahli sih. Dan juga dijual mutiara murah di Bandara Selaparang, yang juga cukup murah. Wah bete nih jadinya. Ga tau beneran ga si tentang kualitas-kualitas mutiara itu, sama aja deh kliatannya..

Hotel kita di daerah Senggigi, dan karena (once again), Lebaran Ketupat, ramenya Masya Allah.. Katanya orang seluruh Lombok pada saat itu emang sengaja berkumpul di Senggigi. Yah, maksud hati liat sunset gagal deh.. nyampe hotel dah malam.

Sheraton Senggigi is so nice, dibikin taman-taman dengan beberapa pohon yang sudah amat tua juga dibiarkan di situ. Hii.. kadang bikin spooky sih. Tapi kita makan malam di luar, di Cafe Yessy. Kita ke sana naik Cidomo (paduan antara cikar, dokar mobil). Yee.. maksud hati motoin kudanya, malah kudanya kaget melompat kena blitz. Di cafe Yessy, suamiku makan ikan bakar yang besaaar. Katanya si enaks, secara aku kurang doyan perikanan. Sementara aku pesen nasi campur dan sate (serakah ya??). Again, nasi campurnya ada paha ayam taliwang yang masih baby.. huhuhuhu.. lama-lama sedih deh ngliatnya..

Pagi hari kita jalan-jalan di tepi pantai, gandengan tangan dan manja-manja an (ga boleh ngiri yah??). Yup, belakang hotel ini langsung pantai yang bersih. Dan ditawari naik perahu ke Gili Trawangan. Berhubung hari ini mau ke Bali ya dengan amat sangat menyesal kita ga ke sana. Setelah itu kita berenang, dan sempat main perosotan gitu. Alamak, sumpah sempat panik pas merosot di situ. Hahaha.. dan setelahnya pun kita sarapan. Sarapannya aku bilang ga enak ah. Baik Indonesian Foodnya maupun western. Di Surabaya hotel bintang 3 aja udah enaks banget sarapannya.

Kelar sarapan kita foto-foto sambil minta barang-barang dibawa ke lobby. Kita mau check out. Pesawat ke Bali jam 10.15. Merpati, dengan tiket seharga Rp 400.000 per orang. Perjalanan dari hotel ke bandara cuma sekitar 15 menit, dan pesawat on time. Horeee.. Let's go to BALI!!


*** Latifah mulai sakit beneran pada hari pertama ditinggal ini.

Mudik 2008 - Jombang Surabaya & Tulungagung

Makanan Jawa bangetttss di Tulung Agung, hehehhee.. yummy..


Foto bareng gank kuliah


Dengan M' Budi di Cafe Hennesy.. waitressnya itu loh!!



Dengan Budhe Devy di Sutos, hehehe.. kumpulan ibu-ibu ndut


ganks..

.
Foto dengan eyang papa dan eyang mama di depan pendopo Jombang..


Okey, ritual mudik aku tiap tahun adalah ke Tulung Agung dan ke Jombang, why? ya karena di situ semua sodara pada ngumpul.

Di Tulung agung yang paling aku kangenin adalah tempe goreng dan sayur lodeh kacang tolo-nya. Hmm.. rasanya serasa alamiii gitu. Kita sekali aja ke Tulungagung, ikut pertemuan keluarga besarnya. Pas pulang sempat mampir beli Tahu Teknya (which we think, mine is better) dan tahu kuning di Kediri yang emang maknyus.


Di Surabaya kemaren hanya bertemu konco-konco saja. Ada suatu hari yang aku bertemu dengan 3 shift temans. Shift pertama bertemu mbak kos di Unair dulu.. halo mbak Budi, apa kabar?, kemudian disambung dengan pertemuan dengan gank kuliah.. Yang bawa baby ada 2 hehehehe...Ketemuan kita ini di TP, di cafe Hennesy, deketnya 21 lama. Ga tau sekarang namanya berubah jadi apaa gitu lupa.

Lil' bit story about this cafe. Kemaren milih cafe ini karena ini yang paling kosong dan ada sofanya dimana Latifah (supposed to be) bisa glundungan. Ternyata baru sadar kalo waitressnya cantik-cantik semua dan (ehm.. ehm..) bercelana pendek yang miniiii.. Waaa.. sexy bo. Dasar mata Arab, biasa ngliat yang ketutup-tutup di sini, jadi agak gimanaaa gitu ngliat yang mini-mini gitu. Awalnya pas di cafe ini agak takut ya, jangan-jangan isinya minuman keras semua, namanya aja Hennesy, tapi ternyata tidak kok. Malah kayanya ga ada minuman kerasnya. Haram Jaddah!! Tentang rating F&B nya ya begitu deh.. berhubung lagi ga minat western food ya agak wegah juga makannya. Di samping kita sudah lunch di PRIMARASA, hello... yang masih enak beneur!!! I love Indonesian Food! Kita akhirnya juga foto-foto di M studio sebrangnya cafe Hennesy.

Flash back ke Primarasa, kita makan tumis kangkung, pepes bandeng, ayam bakar, calamari, dan apa ya.. lupa deh, pokoknya sampe bungkus-bungkus gitu.

Setelah kelar berhaha-hihi sama temen-temen, kita beralih ke SUTOS, ketemua di Restoran Ria Indonesia. Di sana bertemu Budhe Devy.. Beliau nih aslinya penduduk Qatar tapi sudah dideportasi, atas keinginan sendiri. Sementara suami masih bekerja di sini. Duh budhe.. ga sakno mas Jason ta?? Terakhir ketemu beliau ini kita sama-sama hamil dan gendut. Dan sekarang ketemu sudah sama-sama punya baby dan gendut (iiiih, kok gendutnya tetep siih? hahahaha..).

Kedua kalinya ke Surabaya kita pergi tanpa Latifah, karena paginya mau hanimun ke Bali Lombok. Yah ga perlu diceritakan karena isinya menemani suami belanja.

Yang ketiga ke Surabaya kita mampir dulu di RAWON NGULING. Horeeee... akhirnya menemukan juga rawon yang nendang. Aku pesan Rawon Buntut.. hmm.. sedap, suami Rawon Dengkul (terinspirasi Bulalo Filipin), dan adekku Rawon Iga. Waaa... enak dan empuuukkkss..

Setelah itu kita jalan ke Galaxy Mall sampe malam, dan malamnya bertemu Ibu Dini, sang juragan Tupperware di Mercure Hotel.

Oke, sampai di sini dulu, ada kerjaan yang menunggu.


*** Tambahan : selama di Jombang, tak henti-hentinya kita mengkonsumsi duren. Tercatat mungkin ada 4-5 kali kita beli duren monthong. Hua hahahaha.. kembung ya kembung deh..:))