Rabu, November 24, 2010

Turkey : Travelling on Budget with Toddler

Bisakah dilakukan? Alhamdulillah bisa dan kami telah berhasil melakukannya pertengahan November kemarin.

Budget travelling sekarang bisa dilakukan dengan mudah dari Doha-Qatar karena banyaknya budget airlines yang melayani beberapa rute. Untuk tujuan Istanbul, Turkey, tercatat ada Flydubai, Jazeera Airways, dan Air Arabia. Namun berdasarkan survey pada bulan Agustus 2010, pemenangnya masih Flydubai dengan harga tiket termurah, "hanya" QR 1200 per orang. Sementara budget airlines lain masih di kisaran QR 2000 per orang. Harga tiket segitu hampir sama dengan tiket Gulf Air Doha-Jeddah.

What does budget airlines offer? Seperti halnya Air Asia, kita di sini hanya membeli kursi dan untuk Flydubai (flydubai.com), juga berhak mendapatkan hand carry seberat 10kg. Bedanya dengan Air Asia yang menambahkan surcharge dan mungkin fuel, Flydubai lebih transparan karena hanya menambahkan tax yang cukup kecil. Harga bagasi per 32 kg pertama juga hanya QR 50. Untuk memilih seat, mulai dari harga QR 5 – QR 60 per seat. Tips agar cepat keluar dari pesawat bisa memilih seat yang paling depan atau belakang, karena kedua pintu tersebut dibuka. Kecuali waktu berangkat pertama dari Doha ke Dubai hanya pintu depan yang dibuka karena pesawatnya kecil. Hal ini bisa menjadi pertimbangan karena membawa toddler berarti membawa hand carry yang berat. Jangan lupa nama orang yang tertera pada kartu kredit untuk membayar pesawat harus ikut serta dalam penerbangan. Hal ini cukup remeh tapi sering menjadikan masalah bagi orang Indonesia, karena memang tidak membaca peraturan, atau menganggap remeh yang bisa menjadikan masalah sewaktu check in pesawat.

Harga total untuk kami bertiga (anak juga dihitung tariff dewasa) dengan memilih seat seharga QR 20 dan QR 5 serta bagasi total 64kg senilai QR 100 adalah QR 4000. Ternyata jadwal keberangkatan Flydubai tidak nyaman, pukul 03:20 dini hari waktu Doha. Karena itu kami memilih tidur di rumah, dan baru pukul 00:00 AM minta dijemput taksi Limousine Fox. Taksi ini sudah kami booking 2 hari sebelumnya dan memastikan lagi sore hari sebelum berangkat. Taksi datang on time dengan tariff tidak mahal, hanya QR 40 dari Dafna ke Airport. Sebenarnya tetangga menawarkan untuk mengantar, tetapi dikarenakan jamnya yang tidak manusiawi maka dengan halus kami menolak.

Untuk hotel, kami memilih di area Sultan Ahmet (Kota Lama) yang merupakan area dengan obyek wisata terbanyak. Hotelnya pun sengaja memilih hotel apartment karena kami merencanakan akan tinggal selama seminggu, untuk memudahkan memasak makanan kita dan tentunya si kecil. Kami memilih hotelnya dari website booking.com . Di situ kita bisa menyortir hotel-hotel di kota Istanbul (dan kota lainnya di dunia), mulai dari daerah yang dituju (dalam hal ini Sultan Ahmed), type hotel (dalam hal ini apartment), dan range harga yang kami pilih dari terendah dulu.
Booking.com tidak memerlukan pembayaran di muka, hanya kita wajib memberikan nomer kartu kredit untuk jaminan. Bila tidak menyukai hal ini, kita juga menghubungi hotel yang kita pilih secara langsung dan menawarkan membayar melalui TT (Telegrafic Transfer) untuk deposit 1 malam.

Mata uang yang digunakan di Turkey adalah Lira (YTL), dengan exchange rate sekitar 1 YTL = QR 2.54. Sebelum ke Turkey, karena kami tidak mempunyai waktu untuk pergi ke Money Exchange besar maka kami hanya menukarkan QR ke Euro dan ternyata juga mendapat rate yang jelek. Waktu kami di Istanbul dan kehabisan cash, kami mengambil dari ATM booth yang berisi ATM berbagai macam bank international (antara lain HSBC) dan mendapatkan rate yang lebih bagus, baik untuk Lira atau Euro nya. Sementara di money exchange di daerah Sultan Ahmed yang paling murah adalah di Grand Bazaar. Ada beberapa yang mengambil komisi ada juga yang tidak. Untuk persiapan sebaiknya dari Doha disiapkan beberapa Lira untuk kemudahan bertransaksi.

List hotel yang kami dapatkan yang kira-kira memenuhi budget kita baca satu-per satu reviewnya, dan cross check dengan review yang ada di tripadvisor.com. Baru setelah itu membuka website dan menghubungi manajernya langsung untuk menanyakan lebih jelas lokasi dan lain-lain yang penting bagi kami (dalam hal ini kami menanyakan jarak hotel dengan tempat wisata dan Rumah Sakit).

Setelah memilih, kami memutuskan untuk menginap di Ekim Apartment (ekimapart.com). Apartment hotel ini berciri khas bangunan Turkey di Sultan Ahmet, yaitu bangunannya kecil meninggi. Apartement hotel ini hanya mempunyai 5 flat yang mulai dari basement sampai lantai 3 yang mempunyai balkon, sehingga bisa makan di situ sambil menghadap di Laut Marmara. Tiap flat mempunyai dapur dan kamar mandi sendiri, dimana dapurnya peralatannya lumayan lengkap mulai dari panci-panci sampai juicer. Tarifnya menurut kami murah sekali karena untuk tinggal selama 6 malam hanya 290 Euro / QR 1450, atau sekitar 48 Euro / QR 241 per malam. Di Doha sendiri kok rasanya belum pernah menemui ada hotel dengan tarif tersebut.

Konsekuensi dari pemilihan budget airline dan budget hotel adalah Cancellation Policy-nya. Untuk airlines biasa, cancellation policy-nya hanya dengan membayar QR 100 – QR 500 per orang. Demikian juga dengan Flydubai hanya dengan charge QR 100. Namun tiketnya tidak bisa diuangkan dan hanya bisa dikembalikan berupa voucher senilai harga tiket dikurangi QR 100 yang berlaku untuk 1 tahun.

Sementara untuk Ekim Apart ini, cancellation policy-nya lebih kurang sebulan sebelumnya harus memberi tahu, dan kena charge 1 malam, lebih dari itu hangus lah uang kita selama masa tinggal.

Sebenarnya kalau bepergian dengan toddler, lebih disarankan untuk memilih airlines dan hotel yang tidak "budget" karena cancellation policy-nya lebih mudah. Dikarenakan sifat anak kecil sendiri yang gampang sakit yang kadang membuat kita untuk menunda bahkan membatalkan perjalanan. Tetapi karena kita waktu itu tidak mempunyai pilihan lain, harus memenuhi "syahwat travelling" sementara budget minim, maka mau tak mau kita harus berbudget travelling-ria. Apalagi tahun depan Insya Allah sudah ada baby yang tidak memungkinkan untuk travelling lagi sampai baby berusia 1.5 tahun lebih agar pertahanan tubuhnya sudah kuat.

Biaya hidup di Istanbul relative sama dengan Doha, sehingga kami tidak mempersiapkan dana khusus untuk keperluan konsumsi selama liburan. Kami sudah biasa jajan di Doha, dan sengaja membawa rice cooker, jasmine rice dan bumbu instant Indofood untuk memasak minimalis.

Pada saat tiba di Turkey, kami minta dijemput private shuttle seharga Euro 50 untuk 1 mobil, 1 jalan. Mobilnya bisa untuk 8 penumpang, cocok untuk keluarga besar. Ada pula shuttle yang umum, yang tarifnya lebih murah Euro 12 per pax. Kami menggunakan shuttle umum ini untuk kepulangan ke Doha. Shuttle ini bisa direquest langsung dari agen atau minta tolong hotel untuk mengatur. Karena kami tiba dengan budget airline, maka airportnya adalah Sabiha Gokcen yang terletak bagian Asia-nya Turkey. Seperti yang kita ketahui bahwa Turkey terletak di 2 benua, Benua Asia dan Eropa yang dipisahkan oleh Selat Bosphorus. Daerah wisata Sultan Ahmet terletak di bagian Eropa.

Pertama datang kami berharap bisa langsung cek in, tapi apa daya apartmentnya masih dibersihkan karena masih jam 12:00. Juga karena jadwal cek in memang seharusnya pukul 14:00. Akhirnya kami menunggu di restoran China dekat apartment. Harga makanan di sini relative lebih mahal daripada makanan Turkey, bisa dipahami karena bahan-bahannya harus impor dan tempatnya memang bagus dan besar.



Selesai makan kami kembali ke apartment dan dimulailah petualangan di Istanbul.

Hari itu yang saya pikir bisa beristirahat karena kecapekan early flight-nya, apa daya anak saya, Latifah malah minta jalan-jalan. Yeuuk, akhirnya malam hari kita keluar dan jalan-jalan menembus dinginnya malam Istanbul. Suhu mungkin sekitar 14 derajad (menurut prakiraan cuaca), beruntunglah kami sudah menyiapkan mantel dan pakaian hangat. Suasana di luar ternyata masih ramai, kentara sekali kalo Sultan Ahmed ini daerah wisata karena turis dimana-mana dan banyaknya restoran / café yang penuh dengan pengunjung. Kami menengok sebentar Grand Bazaar dengan keperluan utama menukar uang dan jajanJ. Ada banyak penjual shawarma dan Jus Delima Segar.

Harga sandwich (atau di Doha biasa disebut Shawarma) bervariasi antara YTL 3-10 per porsi tergantung tempat penjualan. Tentunya Shawarma di café, apalagi dengan pemandangan Selat Bosphorus harganya lebih mahal. Sementara Jus Delima segar harganya YTL 5. Dalam perjalanan pulang anak saya tertidur di strollernya. Oiya, travelling kali ini saya membawa stroller MacLaren yang ringan dan kuat. Dan Alhamdulillah terbukti untuk perjalanan yang kesekian kalinya dan menanggung "beban" yang berat (selain berat Latifah adalah diaper bag dan tentengan belanja) stroller tersebut masih utuh.


Hari kedua di Istanbul saya masak nasi goreng ala Indofood di apartment untuk sarapan. Sempat membeli sosis (YTL 3) dan ayam (YTL 2.5) tadi malam untuk aksesoris. Tak lupa telur dan minyak gori.nPrejalanan kami mulai ke Blue Mosque yang hanya sekitar 10 menit jalan dari apartment. Kemudian kami nongkrong di taman dekat Blue Mosque yang menghadap Haga Sofia. Latifah asyik bermain dengan burung, melihat air mancur atau sekedar berlari-larian. Cuaca sangat indah dan tidak terlalu dingin karenanya mantel dan jaket sudah kami lepas. Di sana saya membeli jagung rebus, jagung bakar, kacang Kestane bakar (chestnut?) dan bagel keras a la Turkey. Tak lupa jus delima segar. Hehehe.. banyak juga ngemilnya, tapi kan dimakan berdua dengan suami (alasanJ . Harga jajanan itu berkisar YTL 1 – 1.5. Kacang Kestane diitung per 100 gram YTL 3.5 .

Di dekat taman ini ada ATM booth berbagai bank internasional serta toilet. Cocok untuk wanita hamil seperti saya. Ada station tram "Sultan Ahmet" yang cara naiknya menggunakan koin yang disebut Jotun. Harga 1 koinnya YTL 1.75. Tapi kali ini kami tidak naik tram dulu, tapi menyusuri jalanan tram ke arah Grand Bazaar. Jalanannya bersih sekali dengan resto dan café di sekelilingnya. Orang-orang berjalan cepat, tapi tidak secepat orang Singapore. Yang sedikit mengganggu saya adalah banyaknya orang yang merokok di café (outdoor). Sudah kebiasaan di Doha bersih dengan lingkungan asap membuat saya sering menutup hidung ketika nongkrong.

Station tram setelah Station Sultanahmet adalah Chamberlitas. Nampaknya di sinilah tadi malam kami jalan karena juga merupakan pintu masuk ke Grand Bazaar. Sementara Station Tram Grand Bazaar (setelah Chamberlitas) sendiri lebih besar dari 2 station tram sebelumnya. Tidak usah khawatir tersesat di Sultanahmet karena semua orang di sini baik hati dan bersedia menunjukkan arah walau dengan bahasa Tarzan. Rute tram pun terpampang dengan jelas di tiap station dan bahkan peta Istanbul dan brosur-brosur banyak tersedia di apartment kami.


Hari ketiga kami akhirnya naik tram menuju Kabatas. Kabatas ini adalah station terakhir dan kalau ke Taksim Square harus menggunakan subway. Taksim Square adalah pusat bisnis di Istanbul. Di situ bisa kita temui branded stores selayaknya di mall. Tentu saja saya tidak tertarik untuk nengok took-toko itu. Di Doha lebih banyak dan lebih murah. Tapi tetap saja waktu melihat ada UGG Boots sedang sale menjadi YTL 129 (kurleb QR 323) ikutan nengok walau ga jadi beli. Salah satu "alasan" adalah Winter di Doha yang tidak begitu dingin. This time benar-benar Travelling on Budget!

Dari Taksim kita menggunakan taksi untuk menuju Dolmabahce Palace dengan ongkos YTL 10. Setelah sholat di Masjid Dolmabahce mulailah suami antri untuk membeli tiket. Harga tiket YTL 15 untuk istana dan YTL 20 untuk istana dan Harem. Di sinilah ruginya kalo travelling sendiri karena karena kalo travelling dalam grup (guided tour), mereka telah reservasi tiket di awal jadi tinggal masuk tidak pake antri. Mungkin ada 30 menitan setelah itu baru masuk kawasan Istana yang indah dengan pemandangan Selat Bosphorus. Untuk masuk ke dalam istana sendiri petugas istana mengharuskan kita antri lagi dan harus memakai sandal dari tas kresek yang memang sudah disediakan untuk melapisi sepatu/sandal kita.


Setelah kecapekan keliling istana maka kami pun nongkrong di café antara istana Dolmabahce dan masjid Dolmabahce sambil minum teh dan sandwhich. Rasanya tidak begitu impressive tetapi pemandangan Selat Bosphorus memang tidak pernah mengecewakan. Banyak pasangan romantis yang ikutan nongkrong, benar-benar membuat suasana menjadi syahdu dan membuat kita merasa jatuh cinta (kembali) ke pasangan kita. Hiyaaat!! Ciaaa!! Hehehehe… Sayang seribu sayang banyak asap rokok yang berbahaya untuk kesehatan bumil.

Akhirnya kita menyudahi jalan-jalan hari itu dengan naik taksi kembali ke Sultanahmet. Negosiasi awal setuju membayar YTL 15. Tapi ketika kita bayar YTL 20 sopirnya mengembalikan YTL 7, kebanyakan katanya. Subhanallah, heran sekali kita. Belum pernah ada cerita sopir taksi yang mengurangi harga, biasanya malah minta tips. Di Doha malah ada sopir taksi yang mengeluh karena hanya diberi tips QR 1. Hmm..

Kita melaksanakan sholat Eid di Blue Mosque. Sholat dimulai pukul 07.30an waktu setempat karena memang matahari terbit pukul 07.00. Dari jauh kita jalan tergesa-gesa karena sudah mendengar khutbah, separo hati rasanya karena sudah ketinggalan sholat. Tapi ternyata pada saat kita di dalam masjid masih belum dimulai sholatnya. Tatacara sholatnya pun berbeda, sampai saya keteteran mengikutinya. Wallahu 'Alam. Di dalam masjid itu pula saya bertemu teman haji sehamlah tahun kemarin, orang Malaysia. Subhanallah, haru sekali rasanya karena tahun kemaren bersama-sama berjuang menjalankan ibadah haji, tahun ini tiba-tiba dipertemukan kembali.

Sore harinya kita berencana untuk mencoba Bosphorus Cruise. Harga tiketnya cukup rasional, YTL 15 (QR 38) untuk 2 jam lebih cruise melintasi selat Bosphorus. Tur dimulai di Eminou pada pukul 14.30 yang bisa dicapai via Tram atau taksi dari Sultanahmet YTL 10. Tur ini benar-benar worth it dengan pemandangan Selat Bosphorus yang indah di kanan kirinya. Cruise shipnya juga cukup besar, ada 3 lantai, sofa yang empuk dan cafeteria di dalamnya. Tentunya kalau kuat dingin lebih baik nongkrong di dek paling atas untuk melihat pemandangan secara maksimal. Waktu turun dari Cruise Ship saya mencium bau amis ada apa gerangan. Ternyata dari kios penjual sandwhich ikan panggang. Karena tertarik dengan keunikannya maka kami pun mencoba,walaupun saya bukan penggemar ikan. Tapi ternyata rasanya enak sekali dan unik, tanpa ada jejak amis sedikitpun. Ekmek Balik namanya. Die die must try kalo ke Istanbul.

Grand Bazaar dan resikonya. Kalau mau mencari oleh-oleh atau pernak pernik khas Turkey, jangan langsung membeli di Grand Bazaar. Coba survey dulu toko souvenir di sekeliling tempat wisata yang biasa menjual dengan harga pas. Jangan pernah tergoda dengan barang yang dijual dengan harga tidak pas karena akan sangat menipu sekali. Salah satu toko yang menjadi kunjungan kami baik sebelum maupun sesudah Grand Bazaar adalah toko souvenir di deretan Blue Mosque yang bernama Hypodrome. Pemiliknya cantik-cantik (seperti halnya gadis Turkey yang lain) dan yang paling tua bernama Leyla. Di toko itu souvenir yang dijual dengan harga YTL 10 ditawarkan di Grand Bazaar YTL 25, bedcover cantik YTL 150, sementara di toko souvenir dekat Topkapi Palace ditawarkan YTL 900. Saya bayangkan kalo misalnya kita berhasil menawar bedcover separoh harga YTL 450 masih jauuuuh dari harga aslinya. Bila suka terhadap suatu barang, tahanlah diri karena kemungkinan besar 95% dijual di tempat lain. Setidaknya itu yang terjadi pada saya. Maka dari itu berhati-hatilah dan bila merasa sudah melakukan penawaran terbaik tetapi ternyata masih ada toko lain yang menjual lebih murah, ikhlaskan saja. Jangankan di Istanbul, di Bali saja saya tertipu membeli gelang perak, dari harga Rp 900ribu saya tawar dengan susah payah jadi Rp 400ribu, ternyata di pusat oleh-oleh di Denpasar gelang tersebut Cuma Rp 350ribu, harga pas tanpa gontok-gontokan.

Tur selanjutnya adalah Topkapi Palace tour. Harga tiket YTL 10 untuk Istana dan YTL 15 untuk Harem. Di sini kita bisa melihat hadiah-hadiah antar para raja jaman dulu, tongkat dan pedang Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya dan tentunya istananya itu sendiri. Ada café Konyali di situ yang sudah dibangun sejak 1891, yang merupakan bangunan terakhir di Topkapi Palace sebelum pindah ke Dolmabahce Palace.


Apakah Harem itu? Baik di Dolmabahce maupun Topkapi ada tempat yang dinamakan Harem. Ini diambil dari kata Haram / terlarang. Harem adalah bagian dari Istana khusus untuk raja, para istri,keluarganya dan budak-budak perempuan yang terkenal dengan istilah "gadis harem", dimana tempat itu haram/terlarang untuk dimasuki orang lain kecuali orang yang diberi ijin khusus.

Basilica Cistern. Ini adalah tempat penampungan air sejak jaman dulu, yang menurut saya kurang impressive karena gelap dan harus turun naik tangga karena memang letaknya di bawah tanah. Entahlah mungkin saya sudah terlalu capek sehingga kurang menikmati. Di sini juga bisa foto dengan busana tradisional Turkey. Banyak ikan besar-besar di "kolam"nya.

Sayang sekali karena saya kelelahan kami memutuskan untuk tidak mengunjungi Hagia Sofia. Padahal dekat sekali dengan Blue Mosque dan Basilica Cistern. Mungkin lain kali.

Total biaya dalam travelling kali ini adalah QR 7500 untuk pesawat, hotel dan makan sehari-hari, baik memasak sendiri atau jajan di luar. Dan sejujurnya walau saya tiap hari masak tetapi tetap lapar mata kalo melihat jajanan di luar. Setiap kali nongkrong bisa habis YTL 10 – YTL 25 (QR 25 – QR 63), yang menurut kami cukup normal untuk berdua karena di Doha pun biasanya juga segitu habisnya, bahkan mungkin lebih kalo jajan di warung Indonesia, hehehe.. Dalam sehari bisa 3 kali nongkrong karena memang saya sering kecapekan dan butuh tempat istirahat dan toilet.

Jadi budget di sini tidak mengurangi makanan karena kalau menurut kami travelling on diet sangat tidak sehat karena kita membutuhkan banyak energy untuk jalan dan ada kemungkinan sakit kalau kita menahan lapar.

Untuk oleh-oleh memang tergantung dari individu masing-masing karena itu tidak saya hitung dalam total spending. Dan saya juga sama sekali tidak membeli barang branded di sini karena juga harganya lebih murah di Qatar (kecuali UGG boots itu mungkin, huhuhuhuhu)

So berakhirlah petualangan keluarga kecil kami yang diakhiri dengan delay di Dubai selama 3 jam dan koper hilang 1 selama 24 jam. Alhamdulillah semua sudah kembali dan kenangan di Istanbul ini benar-benar indah. Semoga next travelling bisa seindah dan seramah Turkey.