Kamis, Agustus 14, 2008

Penjara (dan) atau Deportasi

Judulnya serem banget siih.. Emang iya., sengaja kali ini aku mengungkapkan sisi lain dari kehidupan di sini. Kisah ini inspired by 2 teman yang lumayan dekat dengan aku.

Kisah pertama: Ms. Army
Bagi yang kenal dekat dengan aku pasti tau kalo aku sering menggunakan jasa Army ini. Siapa sih dia? Dia adalah salah seorang sopir gelap perempuan dari Filipin. Seperti yang kita ketahui, taxi di sini (Karwa, bukan nama calon gubernur Jatim loh..) amat sangat tidak reliable, jadinya sering kita menggantungkan keberadaan sopir gelap ini untuk melayani transportasi kita, saat tidak ada mobil atau seperti aku kemaren, setelah melahirkan dan belum boleh setir sendiri sama dokter.

Dia bisa bekerja sebagai sopir di sini dengan cara "membeli visa", yaitu dengan membayar seorang Qatari untuk menjadi sponsornya. Biayanya pun tidak murah, sekitar QR 4000, belum biaya lain-lainnya. Selama ini hubungannya dengan sang sponsor pun biasa saja, walaupun tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Sponsornya juga "penggemar" uang, yang tentunya sangat berat bagi Army.

Minggu kemaren dia mengalami kecelakaan, dan dia bukan di pihak yang salah. Waktu itu dia bilang kalo sedang menunggu sponsornya untuk mengurus paperworks kecelakaan. Tapi setelah itu tidak ada kabar apapun dari dia, dan hp pun tidak bisa dihubungi. Kita pun panik, setelah mencari informasi di sana sini, ternyata dia dipenjara. Atas tuduhan apa pun kita belum jelas.

Beberapa hari kemudian, pacar si Army mengabari kalo dipenjara karena sponsornya telah meng-cancel sponsorshipnya sejak Maret 2008. Kok bisa? kok tega? Yang bikin makin kita gemes, akhir July 08 lalu, Army telah membayar QR 4000 lagi untuk perpanjangan visanya, yang harusnya baru akan habis 24 Agust 08 ini.

Temenku Filipina, yang langganan dia untuk transport ke kantor, tiap hari menelpon di penjara. Untuk menelpon juga harus tau No kasusnya berapa dan warganegara mana. Army menangis tiap ditelp, menceritakan kalo keadaan di penjara situ buruk sekali, banyak Indonesian, Filipinos.. Chinese.. aku ikut sedih..:((

Jika dia tidak terlibat kecelakaan itu mungkin keadaannya lebih buruk, dia bisa kena denda karena overstay. Kabar terakhir, paperworksnya sudah selesei, dan dia dijinkan pulang kampung (DEPORTASI) tanggal 21 Agust ini. Di penjara situ juga ada agen Qatar Airways yang memang untuk memulangkan mereka-mereka itu.

Kisah kedua: Mdm. Olla
Temen kantorku yang satu ini bekerja sebagai translator dan telah berusia 60 tahun. Dia dari Mesir dan hidup di sini dengan 2 anak lelakinya yang juga telah memberinya cucu. 2 bulan lalu tiba-tiba ada kabar bahwa salah satu anaknya (yang telah memberinya 4 cucu) dideportasi dan dalam 2 hari harus langsung meninggalkan negara. Alasannya tidak jelas, katanya si anaknya itu sempat bersilang pendapat dengan temannya. Dan kebetulan temannya itu mempunyai kenalan seorang Sheikh. Mungkin saja temannya itu mengadukannya pada Sheikh itu sehingga dideportasi.

Bahkan big bossku ku pun tidak dapat membantunya karena setiap orang yang ditanyain di MFA (Ministry of Foreign Affairs) tidak dapat memberikan jawaban yang jelas. Akhirnya keringanan pun diberikan, dan anaknya itu boleh tinggal selama 2 bulan untuk mempersiapkan kepergiannya dari Qatar, yang diiringi dengan tangis Mdm. Olla. Another sad story..

Kisah ketiga: Sponsor yang serakah
"Membeli" visa sudah merupakan praktek yang jamak di sini, untuk orang-orang yang ingin kerja di sini tapi tidak bisa mendapatkan sponsor resmi. Seorang temanku, yang seorang ibu penjual bakso cantik, membeli visa untuk kakaknya agar bisa tinggal di sini dan membantu usahanya. Beribu-ribu uang dikeluarkan untuk visa kerja 5 tahun, tapi ketika mau perbaruan RP tiap tahun, tetep aja dia dikenakan biaya lagi yang tak jelas. Nasib buruk bahkan menimpa teman ibu tadi, yang sudah membayar visa kerja tapi ternyata tidak mendapatkan visa kerja. 3 bulan yang lalu kabarnya uangnya belum kembali, padahal sudah berbulan-bulan. Semoga sekarang sudah

Moral of the Story
Hidup di sini harus benar-benar hati-hati dan lebih baik tidak mengambil resiko karena kadang hukum di sini tidak jelas.

Tidak ada komentar: