Tentunya judul ini terkhususkan bagi ibu-ibu yang akan melahirkan pertama kali. Kalo yang sudah punya anak sebelumnya tentunya sudah tidak ada rasa khawatir bukan? Oke, marilah berbagi cerita.
Setelah menikah saya belum langsung hamil, baru ketahuan hamil beberapa bulan kemudian setelah selesei umroh Mei 2007. Alhamdulillah. Di tanah suci kami memang memanjatkan doa agar diberi keturunan yang sholeh dan sholikhah.. semoga dikabulkan Allah SWT, amin.
Terlepas dari itu semua, jujur saja reaksi pertama saya adalah menangis. Hehehe.. ada-ada aja, wong hamilnya halal, ada suami pula, kok nangis?? Ya karena memang saya sebenarnya belum siap untuk hamil. Tapi kalo tidak diberi rejeki mendadak seperti ini kapan juga siapnya.. Jauh hari sebelum saya hamil, saya sudah memutuskan untuk melahirkan di Doha, di samping suami. Biarin bonek, asal cinta.. (lhooh??)
Tes kehamilan pertama saya lakukan di American Hospital, mahal benerr... untuk tes tersebut sekitar 175 real lebih. Bukannya apa-apa, saat itu weekend, dan klinik QP yang biasanya setia menemani (dan gratiiiis) sudah tutup. Okelah setelah itu langsung konsultasi dengan dr. Sabitha. Kunjungan pertama habis sekitar 450 real, termasuk vitamin. Beliau sangat baik dan perhatian, pelayanan rumah sakitnya pun terkesan profesional. Pasien yang terlambat bisa tidak dilayani agar tidak mengganggu pasien lainnya. Tapi sayangnya setelah dihitung-hitung cek up dan tes-tes yang dilakukan di American Hospital terlalu mahal. Jadi kita pindah kelain hati deh..
Pertama tentunya ke QP klinik untuk tes-tes awal kehamilan.. termasuk tes rubella dan tes macam-macam ibu hamil. Dan hasilnya kami bawa ke Doha Clinic. Di sini kami rutin berkonsultasi dengan dr. Maha. Dia juga begitu baiknya dan mengenal pasien. Biaya setiap kedatangan (dulu) sekitar 225 real, termasuk konsultasi dokter dan USG. Dan untungnya dr. Maha juga mengerti kalo kami tidak ingin tes di Doha Clinic, beliau mau menerima hasil tes (gratisan) dari QP Clinic.
Kami mencari-cari informasi tentang biaya melahirkan di berbagai rumah sakit di Doha ini. Kalo mau melahirkan di Hamad (yang katanya the best hospital in town) akan sangat murah meriah, sekitar 200 real aja. Tapi sayang suami tidak boleh menemani. Pilihan ini saya tolak mentah-mentah. Buat apa melahirkan di Doha sudah sengsara tapi tidak ditemani suami, pikir saya saat itu. Di American hospital untuk kelahiran normal sekitar 6000-7000 real. Al Ahli hospital sekitar 6000 real, dan Doha Clinic paling murah, sekitar 5000 real aja. Untuk C-section (sesar), rangenya semua di atas 10,000 real untuk Doha Clinic dan 14,000 real untuk Al Ahli Hospital. American hospital di sekitar itu.
Karena harga paling murah itulah, kami awalnya memutuskan untuk di Doha Clinic. Waktu itu hanya satu kekurangan Doha Clinic ini, yaitu antriannya yang bisa berjam-jam. Kita tidak boleh bikin appointment di sana, siapa datang duluan ya itu yang dilayani. Ada satu lagi dokter kandungannya, tetapi lelaki, dan tidak banyak pasiennya. Kami sudah pernah mencoba karena putus asa dengan antrian dr. Maha, tapi kurang memuaskan, akhirnya balik lagi ke dr. Maha.
Informasi dari ibu-ibu yang sudah senior di sini, periksa kehamilan di Health Center juga bagus kok, murah pula. Tapi sekali lagi, pilihan itu tidak saya ambil karena tidak boleh didampingi suami periksanya. Hehehe... kesannya manja banget yah?? Maksudnya biar sama-sama ngerti gitu.. kan baru pertama punya anak.
Alhamdulillah, pulang dari mudik Sept 2007 ada informasi dari kantor suami bahwa mulai november 2007 biaya kesehatan termasuk melahirkan ditanggung asuransi. Jadilah kita pilih Al Ahli Hospital. Di Al Ahli ini gara-gara ada asuransi kesehatan itu jadinya malah rame dan mulai antri, tidak seperti sebelumnya. Harga konsultasi juga naik, dari yang dulunya cuma 200 real menjadi 300 real.
Kalo dulunya mau melahirkan di Al Ahli bisa booking dokter tertentu sekarang tidak bisa, ya karena membludaknya pasien itu. Untuk tetap konsultasi dengan satu dokter pun susahnya minta ampun, jadilah saya konsultasi dengan dokter yang berbeda-beda. Ada yang baik, ada yang menjengkelkan, dan tentunya ada yang tidak terkatakan.
Enaknya di Al Ahli ini, sambil menunggu giliran kita bisa minta minuman, baik dari air putih, macam-macam jus, kopi, teh, bahkan kopi arab (kahwa? ato kahlua??? hehehehe..). Bahkan ada apel tersedia di meja reception-nya. Sayang akhir-akhir ini saya tidak pernah melihat apel itu lagi.
Saya termasuk melahirkan telat, dari yang seharusnya tanggal 23 Jan 2008 molor menjadi 31 Jan 2008. Itupun atas permintaan saya di sesar aja. Sampai pada hari H-nya pun saya hanya mengalami bukaan 1, walaupun sudah keluar darah. Sakitnya bukan main. Tak terbayang bagi mereka yang melahirkan secara normal.. Sebenarnya dokter menawarkan diinduksi dulu, tapi menurut pengalaman beberapa teman saya, setelah diinduksi dan kesakitan pun akhirnya tetep disesar. Daripada begitu mending sesar aja, toh biaya bukan masalah lagi.
Alhamdulillah pada 31 Jan 2008, Latifah nongol juga ke dunia... Hmm.. rasanya tak terkatakan. Untungnya sebulan sebelum kelahiran kita sudah mempersiapkan diri, dan ada pembantu di rumah just in case we don't know what to do. Tapi akhirnya juga Latifah saya pegang sendiri, pembantu hanya melakukan maintenance job.
Nanti cerita tentang suka duka pembantu akan saya ceritakan di lain waktu..
Setelah menikah saya belum langsung hamil, baru ketahuan hamil beberapa bulan kemudian setelah selesei umroh Mei 2007. Alhamdulillah. Di tanah suci kami memang memanjatkan doa agar diberi keturunan yang sholeh dan sholikhah.. semoga dikabulkan Allah SWT, amin.
Terlepas dari itu semua, jujur saja reaksi pertama saya adalah menangis. Hehehe.. ada-ada aja, wong hamilnya halal, ada suami pula, kok nangis?? Ya karena memang saya sebenarnya belum siap untuk hamil. Tapi kalo tidak diberi rejeki mendadak seperti ini kapan juga siapnya.. Jauh hari sebelum saya hamil, saya sudah memutuskan untuk melahirkan di Doha, di samping suami. Biarin bonek, asal cinta.. (lhooh??)
Tes kehamilan pertama saya lakukan di American Hospital, mahal benerr... untuk tes tersebut sekitar 175 real lebih. Bukannya apa-apa, saat itu weekend, dan klinik QP yang biasanya setia menemani (dan gratiiiis) sudah tutup. Okelah setelah itu langsung konsultasi dengan dr. Sabitha. Kunjungan pertama habis sekitar 450 real, termasuk vitamin. Beliau sangat baik dan perhatian, pelayanan rumah sakitnya pun terkesan profesional. Pasien yang terlambat bisa tidak dilayani agar tidak mengganggu pasien lainnya. Tapi sayangnya setelah dihitung-hitung cek up dan tes-tes yang dilakukan di American Hospital terlalu mahal. Jadi kita pindah kelain hati deh..
Pertama tentunya ke QP klinik untuk tes-tes awal kehamilan.. termasuk tes rubella dan tes macam-macam ibu hamil. Dan hasilnya kami bawa ke Doha Clinic. Di sini kami rutin berkonsultasi dengan dr. Maha. Dia juga begitu baiknya dan mengenal pasien. Biaya setiap kedatangan (dulu) sekitar 225 real, termasuk konsultasi dokter dan USG. Dan untungnya dr. Maha juga mengerti kalo kami tidak ingin tes di Doha Clinic, beliau mau menerima hasil tes (gratisan) dari QP Clinic.
Kami mencari-cari informasi tentang biaya melahirkan di berbagai rumah sakit di Doha ini. Kalo mau melahirkan di Hamad (yang katanya the best hospital in town) akan sangat murah meriah, sekitar 200 real aja. Tapi sayang suami tidak boleh menemani. Pilihan ini saya tolak mentah-mentah. Buat apa melahirkan di Doha sudah sengsara tapi tidak ditemani suami, pikir saya saat itu. Di American hospital untuk kelahiran normal sekitar 6000-7000 real. Al Ahli hospital sekitar 6000 real, dan Doha Clinic paling murah, sekitar 5000 real aja. Untuk C-section (sesar), rangenya semua di atas 10,000 real untuk Doha Clinic dan 14,000 real untuk Al Ahli Hospital. American hospital di sekitar itu.
Karena harga paling murah itulah, kami awalnya memutuskan untuk di Doha Clinic. Waktu itu hanya satu kekurangan Doha Clinic ini, yaitu antriannya yang bisa berjam-jam. Kita tidak boleh bikin appointment di sana, siapa datang duluan ya itu yang dilayani. Ada satu lagi dokter kandungannya, tetapi lelaki, dan tidak banyak pasiennya. Kami sudah pernah mencoba karena putus asa dengan antrian dr. Maha, tapi kurang memuaskan, akhirnya balik lagi ke dr. Maha.
Informasi dari ibu-ibu yang sudah senior di sini, periksa kehamilan di Health Center juga bagus kok, murah pula. Tapi sekali lagi, pilihan itu tidak saya ambil karena tidak boleh didampingi suami periksanya. Hehehe... kesannya manja banget yah?? Maksudnya biar sama-sama ngerti gitu.. kan baru pertama punya anak.
Alhamdulillah, pulang dari mudik Sept 2007 ada informasi dari kantor suami bahwa mulai november 2007 biaya kesehatan termasuk melahirkan ditanggung asuransi. Jadilah kita pilih Al Ahli Hospital. Di Al Ahli ini gara-gara ada asuransi kesehatan itu jadinya malah rame dan mulai antri, tidak seperti sebelumnya. Harga konsultasi juga naik, dari yang dulunya cuma 200 real menjadi 300 real.
Kalo dulunya mau melahirkan di Al Ahli bisa booking dokter tertentu sekarang tidak bisa, ya karena membludaknya pasien itu. Untuk tetap konsultasi dengan satu dokter pun susahnya minta ampun, jadilah saya konsultasi dengan dokter yang berbeda-beda. Ada yang baik, ada yang menjengkelkan, dan tentunya ada yang tidak terkatakan.
Enaknya di Al Ahli ini, sambil menunggu giliran kita bisa minta minuman, baik dari air putih, macam-macam jus, kopi, teh, bahkan kopi arab (kahwa? ato kahlua??? hehehehe..). Bahkan ada apel tersedia di meja reception-nya. Sayang akhir-akhir ini saya tidak pernah melihat apel itu lagi.
Saya termasuk melahirkan telat, dari yang seharusnya tanggal 23 Jan 2008 molor menjadi 31 Jan 2008. Itupun atas permintaan saya di sesar aja. Sampai pada hari H-nya pun saya hanya mengalami bukaan 1, walaupun sudah keluar darah. Sakitnya bukan main. Tak terbayang bagi mereka yang melahirkan secara normal.. Sebenarnya dokter menawarkan diinduksi dulu, tapi menurut pengalaman beberapa teman saya, setelah diinduksi dan kesakitan pun akhirnya tetep disesar. Daripada begitu mending sesar aja, toh biaya bukan masalah lagi.
Alhamdulillah pada 31 Jan 2008, Latifah nongol juga ke dunia... Hmm.. rasanya tak terkatakan. Untungnya sebulan sebelum kelahiran kita sudah mempersiapkan diri, dan ada pembantu di rumah just in case we don't know what to do. Tapi akhirnya juga Latifah saya pegang sendiri, pembantu hanya melakukan maintenance job.
Nanti cerita tentang suka duka pembantu akan saya ceritakan di lain waktu..
2 komentar:
she is soooo cute!! welcome to the world Latifah :) kenalan yuuk? ni tante Poppy hehehe salam buat mama ya, dek :)
halo tante poppy.. salam kenal juga...:))
Posting Komentar